SELAMAT DATANG

Selasa, 08 Maret 2011

Perancangan Wilayah Kota

Setelah saya baca-baca dari beberapa situs lain, saya menemukan pengetahuan tentang perkotaan.
Di dalam teknik perancangan wilayah kota, telah dikenal tiga hal yang paling penting. Tiga hal ini adalah ruang/massa, jalur-jalur penghubung, dan tempat.
Massa atau ruang adalah satu hal yang paling terlihat di dalam perancangan kota. Jalur-jalur penghubung adalah tempat atau wilayah atau area yang digunakan untuk menghubungkan jalur, baik kendaraan, pejalan kaki, serta ru8ang terbuka yang membentuk suatu sistem tertentu yang merupakan ruang untuk bergerak, dan sistem pelayanan infrastruktur kota (linkage).
Sedangkan tempat adalah suatu letak yang fungsinya bermacam-macam. Tempat ini sendiri harus disesuaikan dengan budaya, sejarah, ekologi, detail, ornamen, persepsi visual. Da dalam sebuah kota, biasanya tempat tersusun atau terpola berdasarkan fungsi yang saling berhubungan. Di dalam suatu ruang terbuka publik di kota, terdapat berbagai macam pola tersebut, misalnya tempat umum, tempat berkumpulnya warga kota, baik individu, maupun berkelompok, tempat kegiatan warga kota.
Faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk suatu kawasan atau area adalah banyaknya bangunan yang ada, dan banyaknya tempat terbuka yang ada.
Tata kota juga memperhatikan kegiatan yang terbentuk di dalamnya. Kegiatan pemerintahan dan kegiatan masyarakat yang serasi akan membentuk suatu penataan ruang baik untuk bekerja, maupun untuk bertempat tinggal. Selain itu, keserasian antara kegiatan mesyarakat dan lingkungannya juga akan membentuk kawasan yang harmonis.
Penyelesaian masalah perancangan wilayah terkait dengan berbagai faktor yang cukup kompleks. Pendekatan perancangan dengan mempertimbangkan fungsi hubungan berbagai elemen perkotaan yang mengorganisasikan obyek dan ruang, termasuk proses serta aktifitas yang terjadi.
read more “Perancangan Wilayah Kota”

Rabu, 02 Maret 2011

Arsitek + Klien = Bangunan 'Berhasil'

Di dalam kehidupan manusia di bumi ini, tentunya seorang manusia tidak mungkin untuk bekerja sendirian. Setiap manusia membutuhkan bantuan orang lain baik berupa bantuan fisik ( material ), maupun bantuan ide atau gagasan.
Demikian juga dalam hal arsitektur. Apa yang dimaksud kerja sama di sini salah satunya adalah hubungan antara seorang arsitek dengan kliennya. Dalam hal ini, seorang arsitektur tidak hanya membuat bentuk bangunan yang indah dan sesuai keinginannya saja, tetapi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan kliennya yang berlatar belakang berbeda-beda.
Seorang arsitek tidak hanya dibekali dengan ilmu fisiknya saja, tetapi juga ilmu sosial agar dapat bekerja sama dengan kliennya. Namun demikian, dari sisi lain terdapat dua kebiasaan dari hubungan arsitek dengan kliennya.
Yang pertama yaitu arsitek lebih menekankan ide-ide dan gagasannya untuk membangun sebuah rumah. Hal tersebut terjadi karena sang arsitek merasa dirinya lebih mengetahui bidang tersebut, dan mengabaikan ide-ide dari kliennya. Yang kedua adalah sang klien yang lebih menekankan gagasannya, karena dirinya merasa yang memiliki bangunan tersebut, dan dia berhak untuk menentukan bentuk dari bangunannya sendiri.
Akan tetapi, meskipun terdapat dua masalah tersebut, sekarang di sepanjang jalan sudah banyak bangunan-bangunan yang berdiri. Baik yang bernilai arsitektur baik, dan yang kecukupan saja. Nah, mungkin saja bangunan yang tidak terlalu bernilai arsitektur ini karena adanya pengaruh dari sang klien yang lebih dominan dari pada arsiteknya. Tentunya akan menghasilkan bentuk bangunan ”yang penting dapat digunakan” saja.
Tapi mungkin juga permintaan klien sudah bagus, tetapi arsiteknya tidak dapat mewujudkannya dengan baik karena rendahnya tingkat pendidikannya.
Intinya adalah sebuah karya desain bangunan adalah bangunan yang bermanfaat bagi kliennya, dan juga memiliki syarat estetika, makna, simbol, seni dan budaya masyarakat yang juga sesuai dengan kliennya.
read more “Arsitek + Klien = Bangunan 'Berhasil'”